Paulus (Hidup, Karya, dan Teologinya), DR. T. JACOBS SY
Paulus memiliki peranan penting dalam sejarah gereja purba melalui misi dan surat-surat yang ditujukan kepda gereja yang di dirikannya. Misi Paulus adalah membawakan injil sampai ke ujung bumi, namun gagal karena penan
Dalam surat-surat atau pewartaan Paulus, Paulus seringkali berbicara mengenai Kristus daripada tema yang lainnya. Kristologi adalah pusat teologi Paulus, hal tersebut secara implisit atau tersirat dari surat-surat atau pembahasannya yang berhubungan tentang Kristus. Pemberitaan mengenai Yesus Kristus merupakan ungkapan iman Paulus, tanggapan terhadap Yesus yang mati dan telah bangkit.
Di sebutkan bahwa karya-karya Paulus adalah keselamatan dalam pewartaan, sehingga melalui kematian dan kebangkitan Yesus kita beroleh keselamatan. Paulus juga memperhatikan soteriologi atau karya keselamatan Allah dalam Kristus. Kedua hal tersebut tidak dapat di pisahkan karena pusat refleksi teologi Paulus adalah Yesus. Prinsip soteriologis dapat disebut prinsip solidaritas. Kristus mati karena dosa-dosa kita. Orang berdosa lah yang mati, namun dengan kebangkitan Yesus pemahaman tersebut di hancurkan karena ternyata Yesus tidak mati, Ia di terima dan di hidupkan oleh Allah. Kristus dibangkitkan untuk kita maka dengan kebangkitan-Nya semua umat manusia juga di bangkitkan. Kristus mati karena kita, dan kita bangkit karena Kristus. Soteriologi berpusat pada prinsip bahwa umat manusia bersatu dengan Kristus, oleh karena Kristus menjadi senasib dengan manusia. Di dalam Kristus manusia yang terpisah dari Allah di perdamaikan lagi. Berdasarkan prinsip solidaritas, maka salib Kristus bagi Paulus berarti titik peralihan bagi situasi manusia. Ketidakmampuan manusia di hadapan Allah berarti janganlah menaruh kepercayaan kepada diri sendiri melainkan hanya pada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Tindakan Allah yang menyelamatkan manusia melalui salib adalah sarana keselamatan. Manusia menyadari kelemahan dirinya dan menerima hal tersebut, kemudian meletakkan nasib sepenuhnya dalam tangan Tuhan. Keselamatan dapat di terima manusia dalam iman akan tindakan penyelamatan Allah. Kematian Yesus menjadi puncak solidaritas-Nya dan keselataman menjadi nyata dalam kebangkitan-Nya. Kematian Yesus adalah tanda cinta Allah kepada manusia karena dalam kematian-Nya Allah mendekati kita dan menerima kita bersama dengan Kristus. Dalam kematian Kristus berarti solidaritas Kristus dnegan manusia, kehendak penyelamatan Allah menjelma dalam diri Kristus.
Keselamatan manusia dari Allah dalam Kristus di gambarkan Paulus sebagai berikut: perdamaian, penebusan dan pembenaran. Tema pembenaran dalam teologi Paulus di kembangkan dalam Roma dan Galatia. Dalam kebudayaan Yahudi, membenarkan di hubungkan dengan tindakan manusia. Sarana perdamaian adalah kematian Yesus di kayu salib. Penebusan berarti lepas dari kuasa kegelapan dan murka yang akan dating. Allah mengutus Yesus untuk menebus, dan dari penebusan tersebut manusia memperoleh kembali kebebasannya. Orang yang benar akan hidup oleh iman, maka iman di perhitungkan sebagai kebenaran sehingga pokoknya adalah di sini adalah iman akan Kristus. Sifat eskatologis kebangkitan Yesus berkaitan dengan iman, kebangkitan Kristus mempunyai arti keselamatan. Selain iman, pengharapan juga di tegaskan. Oleh Roh dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Keselamatan nyata kita hidup dalam Kristus.
Dalam kehidupan sebagai umat yang telah di selamatkan, kita perlu kebaharuan hidup yang harus nampak dalam pembaharuan tingkah laku. Paulus juga menyampaikan motivasi hidup dalam Kristus, dalam Kristus berarti hidup bersatu dengan Kristus. Kerukunan dan kerendahan hati, bertekun dan teguh dalam iman, hidup di dalam kasih, dan melihat kepada Yesus yaitu cinta kasih Yeus bukan hanya kebaikan hati, melainkan pewahyuan dan keselamatan Allah. Kasih Allah di nyatakan melalui kematian anak-Nya. Moral Paulus adalah penyadaran kasih Allah. Suatu ucapan syukur atas kebaikan Tuhan saat ini, Allah menunjukkan kasihnya, oleh karena Kristus telah mati untuk kita. Hidup moral berarti meneruskan dan memenuhi karya keselamatan Allah dalam diri kita, bukan tentang pengharapan melainkan tentang saat sekarang. Sikap dasar moral Paulus adalah hidup oleh Roh yaitu dengan buah-buah Roh dan kesadaran mengucap syukur.
Tanggapan :
Kesan pertama terhadap buku ini adalah saya yakin saya akan merasa bosan dengan bacaan ini karena bukunya sangat tebal. Namun jangan menilai dari luarnya saja, seperti judulnya buku ini memuat perjalanan kehidupan Paulus, karya-Paulus, dan Teologi Paulus. Beberapa bagian di dalamnya sering di bahas berulang-ulang, maka saya merasa hal-hal yang di tekankan adalah sesuatu yang penting. Contohnya pewartaan tentang keselamatan, kemudian kematian dan kebangkitan-Nya. Banyak nilai-nilai kehidupan atau pemahaman mengenai Yesus khususnya melalui kematian dan kebangkitan-Nya kita semua telah di selamatkan.
"Mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Mengasihi karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi kita."

Komentar
Posting Komentar